Laman

Selasa, 13 November 2012

Kisah Penderita Xeroderma Pigmentosum


Suatu ketika ada seorang gadis bernama Vai, dia seorang mahasiswa semester 1 yang baru mulai masuk kuliah. Dia baru mulai mengenal dunia kampus yang masih sangat asing di pikiran dia. Gadis itu mulai mengikuti banyak kegiatan di kampus dan mulai sibuk dengan kegiatan di kampus. Sehingga dia mulai banyak dikenal oleh banyak orang. Suatu hari dia merasa kesulitan dengan mata kuliah yang baru dia tahu, karena merasa begitu sulit dia ingin berusaha untuk bisa. Dan akhirnya dia memutuskan untuk belajar dari kakak seniornya. Dia mencari tahu pada semua kakak kelasnya yang dia kenal untuk menanyakan siapa orang yang pintar dalam mata kuliah tersebut. Dan diberitahu lah seorang laki-laki bernama Almai. Ia seorang yang cukup pintar dalam mata kuliah tersebut, akan tetapi ia seorang laki-laki yang cukup pendiam dibandingkan si gadis itu. Akhirnya si gadis itu meminta bantuan pada Almai untuk mengajarinya belajar mata kuliah tersebut.

Keesokan harinya si gadis meminta nomer televon si laki-laki pada teman Almai, untuk menghubungi kapan bisa belajar bersama. Awalnya ada rasa canggung untuk menghubungi si laki-laki, karena si gadis berpikir bahwa laki-laki tersebut orang yang jutek dan pendiam. Akan tetapi si gadis benar-benar merasa butuh bantuan si laki-laki untuk mengajarinya mata kuliah yang tidak bisa dia mengerti. Dan akhirnya mereka pun mulai belajar bersama, hari demi hari berlalu. Sampai akhirnya mereka begitu dekat, mereka sering mengirim pesan sms satu sama lain. Mereka bercanda tawa, tanpa disadari mereka saling menceritakan pengalaman kehidupan asmara mereka satu sama lain. Dan Si laki-laki lama-kelamaan menceritakan segala kehidupan nya kepada si gadis, baik kehidupan asmaranya, keluarganya, dan lainnya.

Almai menderita sebuah penyakit yang bernama Xeroderma Pigmentosum (XP). Akan tetapi si gadis belum menyadarinya, dia tidak pernah merasa sesuatu yang aneh pada si laki-laki. Dan suatu hari si laki-laki menceritakan tentang penyakitnya kepada si gadis, akan tetapi si gadis belum yakin dengan keadaan si laki-laki. Suatu ketika saat belajar bersama, penyakit si laki-laki kambuh. Ia merasa gemetar badannya, dan mengeluarkan banyak keringat sampai dia merasa terbakar seluruh badannya. Ia merasa kesulitan untuk berbicara, dan si gadis merasa syok melihat keadaan si laki-laki. Gadis itu merasa gelisah, dia takut akan terjadi sesuatu yang buruk pada si laki-laki. Dan akhirnya si laki-laki memutuskan untuk pulang ke rumah, tanpa diantar si gadis. Ia pun jalan kaki sampai menuju rumah.
Bersambung. . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar